Program OPOP dan Kredit Mesra Jabar Diterapkan di Sumatra Utara

Program OPOP dan Kredit Mesra Jabar Diterapkan di Sumatra Utara

Smallest Font
Largest Font

KOTA MEDAN | JABARONLINE.COM – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menjalin hubungan kerja sama dengan Pemda Provinsi Sumatra Utara pada bidang perekonomian, kebudayaan, ekonomi kreatif, dan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota perjanjian kerja sama antar dinas terkait yang disaksikan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di rumah dinas Gubernur Sumut, Kota Medan, Sumatra Utara, Selasa (31/1/2023) malam.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ridwan Kamil atau Kang Emil, mengungkapkan, salah satu dari kerja sama tersebut adalah Program One Pesantren One Product (OPOP) akan diadopsi oleh pesantren-pesantren di Sumut.

“Sebelumnya ada perwakilan dari Pemprov Sumut datang ke Pemprov Jabar meminta ada pembelajaran yang pertama adalah program OPOP, yang akan diterapkan oleh pesantren di Sumut,” ujar Kang Emil.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Sejak diterapkan empat tahun lalu di Jabar, program kemandirian ekonomi pesantren ini setiap tahunnya melahirkan 1.000 bisnis di pesantren. Alhasil pesantren di Jabar kini bisa lebih berkembang karena mampu memenuhi kebutuhan operasionalnya secara mandiri.

“Jabar dalam setahun bisa menghadirkan 1.000 bisnis di pesantren-pesantren dan selama lima tahun hampir 5 .000 pesantren,” sebut Kang Emil.

Direncanakan hari ini di Kota Medan Kang Emil memenuhi undangan forum pesantren Sumut untuk menjelaskan tentang program OPOP.

“Sumut pun bisa belajar membangun kemandirian ekonomi pesantren seperti di Jabar. Kami akan hadir memenuhi undangan forum pesantren Sumut,” katanya.

Program Jabar lainnya yang akan diterapkan di Sumut, yaitu Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera). Pemda Provinsi Sumut menyatakan ketertarikannya mengadopsi program untuk melawan rentenir tersebut sehingga masyarakat kecil bisa mengajukan kredit tanpa bunga dan agunan.

“Kami membawa Bank Bjb untuk program Kredit Mesra agar bisa membantu masyarakat kecil di Sumut,” tutur Kang Emil.

Selain itu, Bank Bjb juga diminta oleh Bank Sumut untuk berbagi pengalamannya dalam menjadikan bank daerah yang kompetitif.

Kang Emil mengatakan, sebagai bank daerah terbaik di Indonesia, Bjb mampu tumbuh 20 persen dan memberikan dividen rata-rata Rp 1 triliun per tahun kepada pemda dan pemegang saham.

“Bank Bjb diminta oleh Gubernur Sumut untuk sharing bagaimana menjadi perbankan daerah yang kompetitif,” ujarnya.

Kang Emil pun memberikan masukan kepada Bank Sumut agar melakukan digitalisasi layanan yang akan membawa lompatan pertumbuhan kredit secara signifikan.

“Masukan untuk Bank Sumut, salah satu yang paling besar adalah pada saat kita digitalisasi layanan, itu lompatan pertumbuhan kreditnya luar biasa. Ini juga yang sudah dilakukan oleh Bank Bjb,” sebutnya.

Bank Bjb juga diinstruksikan untuk memberikan kredit kepada Pemda Kabupaten/Kota ketika APBD-nya tidak mencukupi. Dengan begitu masyarakat tetap bisa merasakan perubahan pembangunan secara cepat tanpa harus mengandalkan APBD.

“Inovasi ini yang kami lakukan di Jabar sehingga tumbuhnya luar biasa,” ucap Kang Emil.

Sapa komunitas Sunda

Dalam kunjungan kerja tiga harinya ke Sumut, selain melakukan sejumlah kerja sama, Kang Emil juga akan menyapa komunitas Sunda di Sumut.

“Tentunya saya datang ke sini juga rindu dengan komunitas Sunda di Sumut, kita akan ada agenda pada Kamis (2/2/2023) pagi,” ungkapnya.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi melihat kondisi perekonomian khususnya perbankan di Jabar tumbuh dengan baik. Inilah yang melatarbelakangi pihaknya ingin belajar ke Jabar dalam hal pengelolaan bank daerah dan kemandirian ekonomi pesantren.

“Kondisi perekonomian khususnya perbankan di Jawa Barat akan menjadikan pembelajaran untuk Sumut, makanya beliau (Kang Emil) datang ke sini,” ucap Edy. ***

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author