Progres Pembangunan Proyek High Speed Train Sudah 36,01 Persen

Progres Pembangunan Proyek High Speed Train Sudah 36,01 Persen

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA, JABARONLINE.COM – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, Kereta Cepat (High Speed Train) Jakarta-Bandung sesuai rencana akan beroperasi pada 2021. Hingga awal November 2019, progres pembangunan proyek kereta dengan jarak tempuh 142,3 km ini sudah mencapai 36,01 persen.

Hal itu disampaikan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil saat menghadiri rapat koordinasi (rakor) terkait percepatan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Pandjaitan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Posisi pembebasan lahan sudah 99,06 persen, kemudian konstruksi sudah 30-an persen. Jadi, jadwal masih ditetapkan 2021 beroperasi,” Ujar Emil di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta, Selasa (12/11/19).

Emil pun menambahkan, bahwa kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan adalah soal pembebasan lahan. Meski begitu, kendala terkait administrasi di pengadilan dan negosiasi besaran ganti rugi itu tersisa kurang dari satu persen.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Selain itu, Emil juga menjelaskan keringanan pajak untuk para investor dan keringanan sewa lahan negara. Gubernur provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini berujar bahwa keringanan pajak diberikan melalui insentif Tax Holiday dan pembebasan PPN.

“Bapak Luhut (Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI) tadi memberikan arahan semua kemudahan akan diberikan, karena ini masuk Proyek Strategis Nasional dan teknologinya dihitung sebagai pionir,” Ucap Emil usai rakor.

Adapun terkait insiden ledakan pipa Pertamina di lokasi proyek yang ada di Cimahi pada 22 Oktober lalu, Emil menuturkan bahwa peristiwa tersebut tidak memengaruhi proses pengerjaan proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

“Itu sudah ditindaklanjuti. Ada salah prosedur dari KCIC tidak melakukan permohonan pendampingan dari Pertamina. Pertamina ‘kan punya SOP, (misalnya) kalau menggali ada jarak sekian meter dari pipa. Ini tidak didampingi saat pelaksanaan,” Kata Emil.

“Untungnya Pertamina sudah membuat pipa pararel, sehingga suplai minyak dan BBM tidak ada masalah. Dan saya kira itu (insiden ledakan pipa) tidak menghambat (proses pengerjaan proyek), karena pipanya sudah dimatikan,” Tambahnya.

Emil pun mengimbau PT KCIC agar selalu melakukan aktivitas pengerjaan proyek khususnya di kawasan Pertamina dengan supervisi dari PT Pertamina.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung sendiri diharapkan akan memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung, menjadi hanya 46 menit.

Nantinya, terdapat empat stasiun yang menyokong jalur kereta cepat ini yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar dengan struktur 13 terowongan.

Redaksi – B1

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author