Ratusan Pegiat Musik Bogor Gelar Aksi Tolak RUU Permusikan

Ratusan Pegiat Musik Bogor Gelar Aksi Tolak RUU Permusikan

Smallest Font
Largest Font

Bogor-Ratusan pegiat musik menggelar aksi demonstrasi tentang penolakan RUU (Rancangan Undang-Undang) Permusikan di Lawang Salapan, Tugu Kujang, Kota Bogor, Minggu (10/02/2019).

Massa aksi merupakan Seniman, Musisi, dan Seniman jalanan, tujuannya pegiat musik se-Kota/Kab Bogor mengadakan aksi ini karena di nilai RUU Permusikan sangatlah merugikan untuk masa depan kesenian khususnya permusikan di Indonesia. Mereka menilai kesenian itu adalah kemerdekaan hak, sebuah semangat dan emosi dari jiwa yang dimiliki oleh manusia.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Menurut Vokalis Band Superiot Bogor, Bonet menguturkan, “Ada pasal-pasal yang tidak mendukung untuk kreativitas kami, pasal 5 mengarah pada pembungkaman suara-suara kritis, dan suara-suara kemanusiaan. Dengan adanya pasal 50 tentang industri budaya di hubungkan dengan pasal 5 ini, menurut saya sendiri ada kepentingan politik disitu,” Kata Bonet kepada awak media.

Seniman dan musisi Kota dan Kabupaten Bogor.

Lanjut Bonet, “kita para seniman dan pemusik merasa di batasi, dari sebuah hati nurani, dari sebuah jiwa, itu yang serem. Kita di haruskan menutup mata, menutup telingan tentang persoalan lingkungan yang terjadi. Emosi kami hanya di luapkan melalui musik, kalo rancangan ini sampai di sahkan lewat mana kita akan berteriak tentang sistem yang sudah kacau ini,” ujarnya.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Kemudian, menurut salah satu anggota Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ), Kubil, “kami akan mencoba berkonsolidasi dengan komisi 2 dan 4 DPRD yang membidangi seni dan budaya, kami berharap mereka mengerti bagaimana suara kita, dan apa yang kita resahkan selama ini,” katanya.

“Mereka sangat menolak tentang RUU ini, jangan ada revisi namun itu di tolak. Jika itu terealisasi, karena itu sangat membatasi kreativitas dari semua orang. Kita tidak bisa memberikan karya dari hati nurani kami,” pungkasnya.

(Sarah Mira)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author