Gubernur Jabar Tekankan Pentingnya Data dalam Tangani Pandemi COVID-19

Gubernur Jabar Tekankan Pentingnya Data dalam Tangani Pandemi COVID-19

Smallest Font
Largest Font

KOTA BANDUNG | JABARONLINE.COM – Kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam menangani pandemi COVID-19 selalu berlandaskan data yang komprehensif. Tujuannya supaya kebijakan yang diambil efektif dan efisien.

Hal itu dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri acara Data Science Weekend (DSW) via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (28/3/2021).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Semua urusan COVID-19 harus berbasis ilmiah dari data driven design decision making. Makanya, ada tim ahli epidemiologi, tim ahli ekonomi, tim statistik, dan tim infografis,” kata Kang Emil sapaan Ridwan Kamil.

Baca Juga : Gubernur Ajak Alumni KNPI Bela Negara dengan Vaksinasi Massal

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Tanpa data yang baik, keputusan yang diambil tidak berkualitas. Dengan data yang baik, keputusan pun akan berkualitas,” imbuhnya.

Kang Emil menuturkan, Pemda Provinsi Jabar meluncurkan Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) sebagai pusat data penanganan pandemi COVID-19. Mulai dari data kasus terkonfirmasi COVID-19 sampai peta persebaran SARS-CoV-2.

“Pikobar sudah banyak mendapatkan penghargaan karena keakuratan dan kelengkapan data (dalam penanganan COVID-19),” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Kang Emil pun memaparkan lima prinsip yang dipegang teguh Pemda Provinsi Jabar dalam menangani pandemi COVID-19.

“Pertama Jawa Barat itu harus selalu proaktif dalam mengambil keputusan. Seperti melakukan tes secara masif dan mengeluarkan istilah Adaptasi Kebiasaan Baru,” ucapnya.

Prinsip kedua, kata Kang Emil, adalah transparan. Semua data terkait penanganan COVID-19, baik berita baik dan tidak baik, disampaikan kepada masyarakat.

“Kalau berita tidak baik harus bagaimana antisipasinya. Kalau bagus juga gimana. Jadi kita tidak pernah menutupi permasalahan ini,” katanya.

Tiga prinsip selanjutnya yakin  ilmiah dalam mengambil keputusan, inovatif, dan kolaboratif. Menurut Kang Emil, lima prinsip tersebut terus diterapkan dalam penanganan pandemi.

Red

Editors Team
Daisy Floren