Kota Bogor Memilih PSBMK, Bima Arya: "Sembilan Puluh Persen Warga Terpapar Secara Ekonomi"

Kota Bogor Memilih PSBMK, Bima Arya: "Sembilan Puluh Persen Warga Terpapar Secara Ekonomi"

Smallest Font
Largest Font

BOGOR | JABARONLINE.COM – Wali Kota Bogor Bima Arya, mengikuti pemaparan hasil riset bertajuk ‘Survei Persepsi Risiko Covid-19’ yang disampaikan Associate Professor Nanyang Technological University Sulfikar Amir, secara virtual dari Balai Kota Bogor, Jumat (11/9/2020).

“Hasil riset yang disampaikan tadi menguatkan landasan Pemerintah Kota Bogor untuk menerapkan secara maksimal PSBMK (Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas) dan tidak memilih PSBB,” ungkap Bima Arya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Baca Juga

Bima Arya Sidak ke Tiga RW Zona Merah

Dalam riset yang dilakukan 15 Agustus hingga 1 September 2020 lalu, menurut Bima Arya, menyadarkan jajaran Pemerintah Kota Bogor akan kelemahan dalam memberikan sosialisasi.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Sehingga kedepannya, Pemkot Bogor akan lebih memperkuat edukasi secara maksimal dengan melibatkan Dokter dan Tokoh Agama sehingga diharapkan warga Kota Bogor lebih sadar dan paham bahwa Covid-19 itu berbahaya dan nyata.

“Selain itu, Pemkot akan memperkuat protokol kesehatan yang kolaboratif dengan semua pihak,” katanya.

Hal tersebut tidak terlepas dari hasil riset yang dipaparkan bahwa sebagian besar warga Kota Bogor belum teredukasi dengan baik, dan 90 persen warga terpapar secara ekonomi.

Atas dasar tersebut, Bima beralasan memilih memaksimalkan penerapan PSBMK. Hasil riset juga menunjukan bahwa Kota Bogor memiliki modalitas sosial yang luar biasa berupa solidaritas yang kuat antar sesama warga.

Untuk itu program Jaga Asa (Jaringan Keluarga Asuh Kota) akan digencarkan kembali, dimana keluarga yang mampu secara ekonomi, bisa membantu keluarga yang membutuhkan.

“Jadi bisa dibayangkan, ketika tidak teredukasi, tidak paham dan terpapar secara ekonomi, kemudian kita terapkan PSBB secara ketat tanpa dibantu secara ekonomi, maka tidak mungkin,” ujarnya.

“Selain itu, penerapan PSBB membutuhkan jumlah personil yang cukup untuk mengamankan, butuh anggaran bantuan sosial yang cukup,” lanjutnya.

“Berdasarkan hasil riset, sebanyak 50 persen bingung, Covid-19 buatan manusia atau bukan. Bahkan yang percaya Covid-19 buatan manusia ada sebanyak 14 persen,” jelas Bima.

Rencananya, PSBMK secara lebih maksimal akan diumumkan Pemkot Bogor pada Senin (14/9/2020) mendatang.

Red

Editor : Dita Sekar Sari 21

Editors Team
Daisy Floren