Siswa SMAN 1 Lembang Dibentuk Menjadi Pelajar Pancasila
BANDUNG | JABARONLINE.COM – SMAN 1 Lembang menerapkan program Pelajar Pancasila yang dirumuskan oleh Kemendikbud. Sebelumnya SMAN 1 Lembang sudah melaksanakan program pelajar pancasila yang berhubungan dengan gaya hidup berkelanjutan. Sedangkan pada bulan ini tema yang diajarkan adalah tentang kreatifitas dan selanjutnya perihal kearifan lokal.
“Kegiatan hari ini merupakan show case pelajar pancasila, SMAN 1 Lembang telah melaksanakan 2 projek, mulai dari gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan. Selanjutnya bertema kearifan lokal,” ujar Drs. H. Suhendiana Noor, M.M.Pd. Kepala SMAN 1 Lembang.
Menurutnya gelar karya anak yang dipraktekkan diawali dengan proses anak-anak meneliti dan menghasilkan kajian, penyebaran dan pengumpulan angket tentang produk yang diminati atau dibutuhkan oleh masyarakat. Dari sana siswa diarahkan memikirkan tentang masalah yang ada di lingkungannya dan mencari solusinya. Misalnya terkait makanan yang tidak sehat, misalnya seblak yang tidak higenis atau tidak menyehatkan. Sehingga untuk projek pelajar pancasila dibimbing untuk mampu menghasilkan produk yang dibuat lebih baik dan sehat. Dengan melihat faktor penyebab dan solusi sampai menguji coba, lalu mempamerkan pada gelar karya. Nantinya anak-anak yang terbaik, menginspirasi, kompak dan kreatif dikasih hadiah penghargaan dan uang pembinaan.
Siswa kelas 10 E 6 Diana Auralova mengungkapkan projek yang pertama kita ambil ialah tong sampah sensor, mengampa kita ambil tentang tema itu. Karena sampah masih banyak berserakan di masyarakat disebabkan kebiasaan membuang sembarangan yang menyebabkan tumpukan sampah. Hal itu merupakan masalah yang kritis dan akhirnya kita sepakat membuat tong sampah sensor. Jadi tanpa disentuh tong sampahnya dapat terbuka dengan sendiri, tong sampah ini juga menghindari sentuhan terhadap benda di sekitar kita di masa pandemi dalam rangka menerapkan protokol kesehatan. Bagi anak-anak akan lebih bersih, aman dan sebagai upaya orang tua memudahkan mendidik anak untuk mencintai kebersihan lingkungannya. Selain itu juga kelompok kami membuat lampu tidur dari limbah kardus yang sering menjadi penyumbang tumpukan sampah.
“Untuk pengalaman yang saya dapat dengan program belajar yang seperti itu dapat melatih kita berpikir kritis, kemandirian dan bergotong royong dalam menyelesaikan masalah. Melatih menyusun prototipe yang diarahkan oleh pembimbing terlebih dahulu,” ucapnya
Sedangkan Farhan Mustofa kelas 10 E 6 juga mengungkapkan kelompok kami membuat produk dari limbah kotoran sapi. Kenapa itu menjadi tema yang menarik, karena kalau dilihat masih banyak peternak yang membuang kotoran sampi ke Sungai. Jadi kita membuat ide untuk bagaimana mengelola kotoran sapi ini menjadi pupuk dan hasilnya setelah diuji coba terbukti mampu menyuburkan tanaman berjenis keladi, kakus dan tanaman hias lainnya.
Farhan memaparkan prosesnya, mulai dari mencampurkan Mikro organisme lokal, air beras, gula buah-buahan busuk dengan kotoran sapi. Melalui produk ini kedepannya diharapkan para petani dan pedagang dapat berkolaborasi untuk membuatnya.
Pengalaman dari program ini kami memperoleh nilai-nilai dari 6 tujuan pelajar pancasila yang sempat dijelaskan oleh guru dan kepala sekolah. Yaitu program pelajar pancasila hasil rumusan Kemendikbud yang mengarahkan siswa agar memiliki atau terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Diantaranya, Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global. Bernalar kritis dan Kreatif. (Dwi Arifin)