Siti Latifah : Akses Pendidikan dan Beasiswa Mudah Dijangkau
BANDUNG | JABARONLINE.COM – Sebagai organisasi pelajar Nahdliyin yang menaungi ribuan pelajar di Jawa Barat, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PW IPPNU) Jabar. Hadir selama masa pandemi memberikan kemudahan akses pendidikan bagi para pelajar atau mahasiswa.
Ketua Pimpinan Wilayah Provinsi Jawa Barat (PW IPPNU), Siti Latifah M.Pd menjelaskan pada saat pandemi ini, IPPNU terus berupaya mempermudah akses pelajar meningkatkan kualitas pendidikannya. Sebelumnya sudah berjalan pembagian kouta gratis dan kerjasama dengan kampus untuk memberikan beasiswa bagi anggota, ucapnya saat ditemui Jabaronline.com diruang sekertariat IPPNU Jabar, Jl.Terusan Galunggung No 9 Lengkong, Kota Bandung (22-10-2020).
Baca Juga : Gubernur Jabar Dorong Percepatan Pembangunan Akses Penghubung Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sebelumnya sudah tebangun kerjasama antara IPPNU dengan Uninus Bandung. Jadi bagi anggota kalau yang minat kuliah di Uninus. Ada jalur beasiswa berupa keringanan biaya. Misalnya untuk S-1 ada potongan 25%, S-2 potongan 20%, dan S-3 potongan 15%.
Ketua PW IPPNU Jawa Barat berharap kerjasama ini bisa menambah semangat untuk kader dan anggota IPPNU se-Jawa Barat agar menjangkau pendidikan tinggi. “Saya berharap kerjasama ini menjadi angin segar untuk kader-kader di daerah dan menjadi penyemangat untuk melanjutkan studi.” Ujar perempuan yang akrab disapa Puput.
Kalau dulu bisa saja orang yang minat kuliah tidak punya biaya dan sulit akses beasiswa. Namun sekarang semua mudah diakses, tidak sulit. Selain program kerjasama tadi ada juga program Kartu Indonesia Pintar khusus mereka yang minat kuliah, tapi kurang mampu menanggung beban biaya. Jadi jangan ditunda melanjutkan pendidikan, karena lebih cepat dijalani lebih baik. Selagi muda, karena semakin tua atau sibuk bisa jadi sulit atau males belajarnya, ucapnya Latifah yang telah meraih gelas Magister Menejmen Pendidikan dan bercita-cita mendirikan sekolah untuk membangun pendidikan.
Siti mengarahkan agar anggotanya tetap melangkah untuk melanjutkan pendidikan jangan sampai berhenti belajar. Apalagi kaum perempuan akan menjadi madrasah bagi anak-anaknya. Jika akses pendidikan yang formal tidak terjangkau, maka jalur non formal harus ditempuh. Karena jaman sudah canggih informasi atau ilmu ada digengaman kita. Selain itu baca buku hingga mengikuti pelatihan penting untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian. Bagi mereka yang tidak kuliah.
Intinya jangan sampai kita tidak minat belajar. Terus kalau ada yang tidak minat belajar, kita harus peduli kepada mereka dengan mengedukasi atau menyadarkannya. Karena banyak mereka yang bisa lebih pintar dari orang yang belajar di kampus, mereka belajarnya hanya non formal.
Penulis : Dwi Arifin