Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi Wujudkan Kabupaten Bandung Bedas Bebas Korupsi

Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi Wujudkan Kabupaten Bandung Bedas Bebas Korupsi

Smallest Font
Largest Font

KAB.BANDUNG | JABARONLINE.COM –– Guna mewujudkan Kabupaten Bandung Bedas yang bebas korupsi, Inspektorat Kabupaten Bandung mengadakan Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi bersama perangkat Daerah dan kepala Desa lingkungan Pemkab Bandung, yang dibuka langsung oleh Bupati Bandung HM.Dadang Supriatna di Hotel Sutan Raja Soreang, Senin 15 Agustus 2022.

Di kesempatan itu selain Bupati , hadir pula Ketua dan Sekertaris insfektorat mewakili inspektur, BPKP perwakilan Jawa barat, Indra trisula, dari KPK, Rino Haruno beserta perangkat Daerah dan para Kades sekabupaten Bandung.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ia menyampaikan “Terimakasih kami sampaikan kepada nara sumber dan seluruh panitia dari Inspektorat Kabupaten Bandung yang telah menyusun kegiatan sosialisasi ini karena acara sosialisasi ini sangat penting dan semoga ini bisa menjadi berkah untuk kita bersama,” tutur Kang DS

Ia berharap, dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, semoga bisa mendapatkan Ilmu, Motivasi dan Dorongan Sebagaimana dari visi misi Kabupaten Bandung yang Bedas .

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Dari banyaknya orang yang pesimis dengan moto ini, kita sangat meyakini, disaat moto Bedas tu kita implementasikan dikehidupan sehari-hari, banyak hormon yang terbentuk secara Ilmiah maupun Ilahiah,” ungkap Bupati

Mengingat korupsi termasuk kategori kejahatan yang luar biasa (Extra Ordinary Crime), pemerintah kabupaten Bandung pun terus melakukan upaya yang kongkret, dengan menyusun regulasi terkait pengendalian gratifikasi, sesuai dengan arahan KPK.

Sementara itu, Indra trisula Pemeriksa Utama dari Direkrorat Gratifikasi dan Pelayanan Publik Komisi Pengawasan Korupsi (KPK) Jawabarat dalam pemaparannya juga menyampaikan, Gratifikasi merupakan salah satu tindak pidana korupsi yang amat mudah terjadi di Lingkungan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun Daerah dengan cara mengabaikan ketentuan hukum dan moral yang berlaku.

Sebab, Gratifikasi pada umumnya terjadi di bidang pelayanan publik untuk percepatan pelayanan atau kaitannya dengan mendapatkan keuntungan dari pihak tertentu tanpa melalui prosedur sebagaimana mestinya.

Lanjutnya menurut, Kang DS, Gratifikasi adalah “Pemberian dalam arti luas”, yang meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

“Jangan sampai ketika Gratifikasi, tidak melapor karena menganggap Gratifikasi itu adalah sebuah rejeki, awalnya netral, tapi kenapa jadi terlarang ketika berhubungan dengan jabatan,” pungkasnya.

(Dhera).

Editors Team
Daisy Floren