Suara HIPMIKIMDO Melawan Krisis Ekonomi Saat Pandemi
BANDUNG | JABARONLINE.COM – Ketua DPD HIPMIKIMDO (Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia) Jawa Barat, Hj. Liseu Purnama Sari S.Pd berupaya mengarahkan anggotanya untuk tetap menjalankan usahanya dalam kodisi apapun. Seperti saat ini kondisi ekonomi yang lebih tidak menentu dan sulit karena ada virus corona.
Hj Liseu Purnama Sari S.Pd melalui kesempatan interaktifnya bersama wartawan media cetak dan online menjabarkan tentang langkah bertahan pada kondisi pandemi hingga langkah untuk maju pasca corona berlalu.
Saat pandemi, kemampuan UMKM di Jawa Barat untuk adaptasi seperti apa, Bu?
Karena mereka memiliki pasar utama penjualan dari pasar tradisional, pameran, festival, dan kaki lima. Sehingga level usaha mikro paling terasa imbasnya karena virus ini.
Kebanyakan anggota yang bukan pemuda masih memiliki keterbatasan untuk masuk dan bersaing di pasar online. Anggota Himpikimdo berjiwa wirausaha, bersikap menahan diri untuk tidak meminta-minta saat yang lain dikabarkan dapat bantuan langsung tunai dari pemerintah.
Padahal sama kondisi mereka memiliki beban biaya anak dan kebutuhan sehari-hari dengan keterbatasan pendapatan dari UMKMnya. Rata-rata anggotanya ibu-ibu, jadi selama ini mereka masih terbantu yang suaminya masih memperoleh gajih bulanan. Dalam kondisi saat ini, kita harus mampu intropeksi diri, melihat hikmahnya. Hidup sehat lebih peduli dengan kebersihan, lebih memprioritaskan makanan bergizi hingga membudayakan cuci tangan.
Arahan Ibu sebagai ketua kepada pelaku UMKM, bagaimana cara agar mereka bisa bertahan untuk kedepannya?…
Harus ada peralihan produk bisnis. Misalnya yang dulu mengelola produk asesories, sekarang ke kuliner. Yang dulu belum menyentuh online sekarang saatnya berlatih memperluas jaringan baru melalui online. Yang dulu produksi baju sekarang buat produk kreatif alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan dan lainnya sesuai kebutuhan pasar. Jangan lihat keuntungan besar atau kecilnya dulu, tapi lihat dengan langkah mencari nafkah ini keluarga kita bertahan.
Selama ini pandangan Hipmikimdo tentang kebijakan pemerintah program apa yang bisa sinergis?…
Adanya keringan dan penundaan waktu cicilan ke bank memperingan beban mereka. Tapi tidak semua bank mengikuti kebijakan pemerintah, jadi ini harus diperhatikan juga. Ada juga kebijakan kartu prakerja yang tidak bisa kita ikuti, karena anggota kebanyakan tidak usia produktif/bukan usia muda dan belum mahir mengelola online masuk program kartu pra kerja. Sehingga program ini tidak terserap.
Kebijakan dari pemerintah yang ideal agar UMKM tebantu saat ini apa yang harus dihadirkan?
Ada program pemerintah membagikan sembako, harusnya UMKM dilibatkan. Jangan sampai perusahaan besar yang dominan dilibatkan. UMKM mereka punya produk herbal, sembako, gula curah, beras, produk minuman dan lainnya. Seraplah produk mereka atau jadikan mereka reseller, agen atau distributor dilapangan. Jadi saling bantu, UMKM juga sambil latihan mengelola bisnis besar dari perusahaan.
Selain itu sebagai bentuk keberpihakan CSR ( Corporate Social Responsibility) dari perusahaan. Pelaku UMKM juga secara otomatis akan membangun branding citra perusahan yang baik di masyarakat dari mulut ke mulut. Dan fasilitasi ruang gerak UMKM melalui kebijakan Pemda dengan membuka koperasi dan mewajibkan pejabat pemerintah belanja di koperasi. Terus kalau ada aturan kerjasama dengan UMKM, harganya yang lebih manusiawi, saling menguntungkan seperti kerjasama dengan swasta.
Arahan ibu agar UMKM mempersiapakan langkah bisnisnya pacsa corona baiknya seperti apa?…
Nanti UMKM mulai dari nol lagi. Mereka masih memiliki jaringan usaha, namun modalnya terkuras. Kalau ada bantuan modal dari pemerintah ikuti prosedurnya, atau kalau ada bank yang dapat membantu, bisa pinjam ke bank.
UMKM harus terus mengembangkan produk yang bernilai estetis dan fungsional dengan cara mamasarkan yang lebih simpel dan sederhana namun luas jangkauannya.
Dwi Arifin