Tembus ke Turki, Purnama Fashion & Craft Ditekuni Hj Liseu Sejak 2015

Tembus ke Turki, Purnama Fashion & Craft Ditekuni Hj Liseu Sejak 2015

Smallest Font
Largest Font


ISTANBUL | JABARONLINE.COM – Berkunjung ke negara lain merupakan hal yang menantang dan menyenangkan. Apalagi tujuan kunjungan tersebut, bukan hanya untuk berlibur. Namun untuk membangun bisnis antar negara.

Hj Liseu Purnamasari S.Pd, pendiri Brand Produk Purnama Fashion & Craft mengungkapkan rasa senangnya ketika ikut serta dalam acara Musaid Ekspo dan Bussines Matching di Turki sejak 18-21 November 2020. Hal itu menjadi pengalaman baru dari kunjungannya yang ke-11 ke luar negeri.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Saya dilibatkan untuk mewakili Dinas Koperasi & Usaha Kecil Jawa Barat. Sebelumnya saya ini seorang guru yang menekuni bidang usaha pengadaan instansi pemerintah. Saya juga gemar dengan produk hand made. Dan produk itu diminati orang sekitar. Ahirnya saya mulai menikmati dunia bisnis ini dari tahun 2015.

Menurutnya dalam bisnis kita harus berupaya mengetahui kriteria konsumen. Karena konsumen itu beda negara beda karakter. Misalnya orang Turki itu walaupun sudah suka pada produknya. Mereka masih mempertimbangkan tentang harganya sebelum membelinya. Beda dengan negara-negara dari Eropa Barat, kalau udah suka mereka langsung membelinya.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Produk yang ditekuni Hj Lisye dengan brand Purnama Fashion & Craft. Harganya masih terjangkau mulai dari harga 700 ribu sampai Rp. 1.5 juta, saat dijual pada acara pameran besar.

Produknya hand made, jadi belum sampai ribuan untuk sekali produksi masih ratusan. Tapi lumayan dari penjualan produk hiasan asesoris batu atau fashion yang serasi dengan sulaman tangan. Peluangnya cukup menjanjikan dan menghasilkan.

Hj Liseu bercerita, kalau di Turki ini beda jamnya. Di Indonesia jam 8 pagi, disini jam 4. Dan waktu sholat subuh disini jam 6 an, ucapnya saat wawancara dengan koran Sinar Pagi

Terus makanannya juga beda. Menu sarapan orang Turki itu, madu, buah zaitun, tomat, keju, daging-dagingan. Jarang nasi, tapi terasa lebih sehat dan turun berat badan saat disini. Dan untuk biaya internet juga beda, hampir ratusan ribu, lebih mahal jika dibandingkan negara Indonesia.

Menurutnya dunia bisnis akan tetap bisa dijalankan dalam kondisi apapun. Seperti saat covid19 ini yang belum tentu kapan berahirnya. Sudah saatnya kita memulai lagi jangan terhalangi pandemi. Karena selalu ada jalan untuk mereka yang terbiasa berbisnis/berdagang.

Penulis : Dwi Arifin

Editors Team
Daisy Floren