Terkait Berita Dugaan Kasus Penipuan Investasi yang Melibatkan Mantan CEO Tokoin, Pihak Tokoin Angkat Suara
JAKARTA | JABARONLINE.COM – Terkait berita yang santer belakangan ini mengenai dugaan kasus penipuan investasi yang melibatkan mantan CEO tokoin, pihak Tokoin angkat suara.
Perwakilan Tokoin saat ini Welly melanjutkan, pihaknya sendiri hingga saat ini tidak mengetahui dan tidak ada hubungannya terkait permasalahan yang sedang melibatkan RBR, namun karena permasalahan ini, secara tidak langsung nama Tokoin juga ikut terseret.” Tegasnya, Senin, (19/7/2021).
Adapun Tokoin bekerjasama dengan RBR sebagai bentuk pemasaran Tokoin di Indonesia dan sejak Desember 2020 kerjasama tersebut telah dihentikan dan RBR sudah bukan menjadi bagian dari tokoin.
Welly menambahkan, “Tokoin selama ini selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang blockchain dan cryptocurrency untuk membantu mengembangkan industri blockchain di Indonesia supaya semakin berkembang.”
Tokoin adalah perusahaan rintisan yang bergerak di industri teknologi berbasis blockchain. Pada tahun 2019, Tokoin berfokus menyediakan teknologi blockchain sebagai solusi bisnis bagi para pelaku usaha kecil di negara berkembang seperti Vietnam, Indonesia, Filipina dan negara lainnya. Pada tahun 2021, tokoin membangun Tokoin Global Research Center di Vietnam yang akan menjadi tempat pengembangan teknologi blockchain yang akan memberikan dampak besar nantinya di Asia Tenggara dan International.
Tokoin berharap permasalahan ini dapat segera diselesaikan oleh pihak pelapor dan pihak terlapor melalui jalur hukum yang berlaku.
Seperti yang diketahui, RBR dilaporkan ke Mabes Polri, Senin (13/7/2021), terkait dua kasus yakni dugaan penipuan dan/atau penggelapan transaksi kripto dan dana investasi kapal ikan.
Kuasa Hukum korban Sendi Sanjaya, dari Sendi Sanjaya & Partners Law Office mengungkapkan, pelapor terdiri dari 18 orang terkait transaksi kripto dan 8 orang korban investasi pembuatan kapal.
“Para pelapor semakin percaya karena saat itu terlapor memiliki kedudukan sebagai CEO sebuah perusahaan. Maka dari situ mentransfer dana yang besarannya variatif ke rekening pribadi Reiner Bonifasius Rahardja, namun jika ditotal memang cukup besar,” jelasnya seperti dikutip kabar24.bisnis.comJAKARTA, Terkait berita yang santer belakangan ini mengenai dugaan kasus penipuan investasi yang melibatkan mantan CEO tokoin , pihak Tokoin angkat suara.
Perwakilan Tokoin saat ini Welly melanjutkan, pihaknya sendiri hingga saat ini tidak mengetahui dan tidak ada hubungannya terkait permasalahan yang sedang melibatkan RBR, namun karena permasalahan ini, secara tidak langsung nama Tokoin juga ikut terseret.” Tegasnya, Senin, (19/7/2021)
Adapun Tokoin bekerjasama dengan RBR sebagai bentuk pemasaran Tokoin di Indonesia dan sejak Desember 2020 kerjasama tersebut telah dihentikan dan RBR sudah bukan menjadi bagian dari tokoin.
Welly menambahkan, “Tokoin selama ini selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang blockchain dan cryptocurrency untuk membantu mengembangkan industri blockchain di Indonesia supaya semakin berkembang.”
Tokoin adalah perusahaan rintisan yang bergerak di industri teknologi berbasis blockchain. Pada tahun 2019, Tokoin berfokus menyediakan teknologi blockchain sebagai solusi bisnis bagi para pelaku usaha kecil di negara berkembang seperti Vietnam, Indonesia, Filipina dan negara lainnya. Pada tahun 2021, tokoin membangun Tokoin Global Research Center di Vietnam yang akan menjadi tempat pengembangan teknologi blockchain yang akan memberikan dampak besar nantinya di Asia Tenggara dan International.
Tokoin berharap permasalahan ini dapat segera diselesaikan oleh pihak pelapor dan pihak terlapor melalui jalur hukum yang berlaku.
Seperti yang diketahui, RBR dilaporkan ke Mabes Polri, Senin (13/7/2021), terkait dua kasus yakni dugaan penipuan dan/atau penggelapan transaksi kripto dan dana investasi kapal ikan.
Kuasa Hukum korban Sendi Sanjaya, dari Sendi Sanjaya & Partners Law Office mengungkapkan, pelapor terdiri dari 18 orang terkait transaksi kripto dan 8 orang korban investasi pembuatan kapal.
“Para pelapor semakin percaya karena saat itu terlapor memiliki kedudukan sebagai CEO sebuah perusahaan. Maka dari situ mentransfer dana yang besarannya variatif ke rekening pribadi Reiner Bonifasius Rahardja, namun jika ditotal memang cukup besar,” jelasnya seperti dikutip kabar24.bisnis.com.
Reporter : Nu