Terminal Baranangsiang "Sarang Preman", Presma IMAKA Bersama KPTB : Itulah Diksi

Terminal Baranangsiang "Sarang Preman", Presma IMAKA Bersama KPTB : Itulah Diksi

Smallest Font
Largest Font

Kota Bogor-Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan ungkapan Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Bogor Azrin Syamsudin kepada media bahwa Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, merupakan “sarang preman” memancing kontroversi.

Beberapa waktu lalu, Azrin Syamsudin melalui media mengatakan pengawasan keamanan di Terminal Baranangsiang memang “sangat lemah”. Ia mengaku sempat menangani langsung masalah ini ketika masih menjabat sebagai Asda Kota Bogor.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sementara itu, munculnya berbagai tanggapan terkait hal tersebut, salah satunya dari Presiden Mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Politeknik AKA Bogor (IMAKA), Fatahrizky Muhamad. Dirinya mengatakan bahwa Kepala Dinas Sosial dengan begitu lantangnya mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya disampaikan kepada publik masyarakat bogor melalui media dengan pernyataannya yang tidak sesuai dengan fakta integritas lapangan dan data aktual yang terlampir.

Terminal Baranangsiang (Kupas Merdeka).

“Sebuah fenomena yang mencengangkan karena Terminal Baranangsiang sebagai kawasan premanisme. Itulah diksi yang membuat saya selaku mahasiswa sekaligus bagian masyarakat bogor geram akan statement kepala dinas sosial, bahkan sampai ada kalimat rawan kejahatan,” kata Fatahrizky kepada Jabaronline.com melalui via whatsapp, Senin (14/01/2019).

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Menurut mantan Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Bogor itu, seharusnya Kepala Dinas Sosial bisa melampirkan dugaan tersebut dengan data faktual bukan hanya sekedar opini yang membuat masyarakat khawatir dengan perkataannya.

Dirinya mengungkapkan bahwa itu kalimat yang sangat ambiguitas bagi masyarakat awam, “pada dasarnya terminal baranangsiang ini merupakan ikon sejarah dan center bagi pengguna fasilitas yang menunjang bogor dalam hal ekonomi kerakyatan yang seharusnya diperhatikan lebih oleh pihak Pemerintah Kota (Pemkot) dengan kondisi yang jauh dari kata layak untuk sekelas Terminal Baranangsiang tipe A,” ungkapnya.

Ia juga memaparkan, wibawa pemerintah menurun dengan perkataan Kadinsos yang memberikan label premanisme dan akan diadakan razia besar-besaran bahkan sampai diturunkannya pihak keamanan. “Sebaiknya pihak Dinsos atau Pemkot menyelidiki lapangan untuk mencari data apakah yang dikatakan Kepala Dinsos tersebut sesuai di lokasi Terminal Baranangsiang,” sambungnya.

“Jangan membuat resah sehingga masyarakat bogor dan pendatang dari luar kota enggan untuk singgah, ini warning besar bagi kita semua dengan perkataan tersebut yang bisa membuat pengguna bus dan wisatawan untuk tidak datang dannberpergian ke Bogor dengan menggunakan kendaraan bus yang ada di Terminal Baranangsiang, dan akan mengakibatkan peningkatan angka kesenjangan ekonomi bertambah,” paparnya.

Lalu dirinya bersama Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB) wajib mengoreksi perkataan premanisme yang seharusnya anda lemparkan kepada Pejabat Daerah, Provisi maupun Nasional. Menurutnya sampai saat ini menahan anggaran dana untuk merenovasi dan memperbaiki fasilitas terminal yang bertipe A yaitu Terminal Baranangsiang.

“Agar tidak memperlambat pencairan dana renovasi, karena dengan semakin lambatnya renovasi Terminal Baranangsiang akan menganggu jalannya aktivitas keseharian di Terminal Baranangsiang dengan minimnya fasilitas sesuai dengan tipe A,” pungkasnya.

(Oly)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author