Terminal Leuwipanjang Bandung Dinobatkan Jadi Percontohan Terminal Penggerak di Indonesia
Mahatva.id, Bandung - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa Terminal Leuwipanjang di Kota Bandung, Jawa Barat hasil revitalisasi, menjadi percontohan untuk diterapkan di terminal lain di Indonesia.
Di mana, kata Budi, terminal Leuwipanjang kini memiliki konsep mixed use dengan fasilitas yang semakin modern dan kekinian seperti area tunggu penumpang, area bus, fasilitas mesin cetak tiket elektronik, papan informasi, hingga area UMKM dan kantor Samsat yang berada di dalam gedung terminal.
Di samping itu, di Terminal Leuwipanjang juga tersedia bus listrik yang akan dioperasikan melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat.
"Terminal Leuwipanjang dengan luas sekitar 30 ribu meter persegi ada contoh mixed use yang pertama di Indonesia dan ini akan menjadi contoh di terminal seluruh indonesia. Salah satu yang dipelopori juga tiketing yang sudah menggubakan e tiket," kata Budi di Terminal Leuwipanjang saat peresmian bareng Presiden Jokowi pada Sabtu (3/2/2024).
Mixed use sendiri, merupakan sebuah upaya mengubah konsep terminal yang dahulu hanya untuk naik turun penumpang dan kedatangan keberangkatan bus, saat ini menjadi simpul transportasi, pendorong dan pergerak perekonomian serta sebagai wadah kegiatan sosial dan seni budaya.
Revitalisasi Terminal Leuwipanjang, dilaksanakan Sabtu ini disatukan dengan peresmian hasil revitalisasi Terminal Banjar secara daring.
Alasan revitalisasi terminal Leuwipanjang dan Banjar ini, Budi, karena keduanya adalah contoh terminal yang berfungsi dengan dengan baik dan produktif, sehingga dibutuhkan langkah untuk peningkatan keselamatan, keamanan dan pelayanan sehingga masyarakat semakin nyaman menggunakan bus sebagai angkutan umum.
Agar, lanjut dia, bisa semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum, sekaligus dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat dan mendorong perekonomian setempat.
"Ribuan orang turun dan naik dari kedua terminal ini, dan kita mengerti bahwa Bandung dan Banjar adalah dua kota yang sangat penting dan kita (harus) support untuk angkutan massal perkotaan dan antar provinsi. Oleh karenanya kita lakukan revitalisasi karena terminal ini memang memberikan satu manfaat yang banyak, dan juga agar penumpang makin yakin karena apa yang kita kelola lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.
Diketahui, Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2019 telah menyerahkan Terminal Tipe A Leuwipanjang yang dibangun sejak 1996 dengan total luas lahan 30.768 meter persegi ini, kepada Kementerian Perhubungan.
Selanjutnya, Kemenhub melakukan revitalisasi terminal dengan total biaya senilai Rp80 miliar yang berasal dari APBN, yang terdiri dari Rp65 miliar pembangunan tahun 2020 sampai 2023 dan Rp15 miliar untuk pembangunan tahun 2024.
Terminal Leuwipanjang saat ini melayani 637 bus per hari dengan rata-rata penumpang 5.260 orang per hari.
Sementara terminal Banjar dengan total luas lahan terminal sebesar 22.206 meter persegi, direvitalisasi dengan biaya Rp67 miliar yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk pembangunan tahun 2020 sampai dengan 2022.
Terminal ini melayani 243 bus per hari dengan total penumpang 317 orang per hari.
Saat ini Jawa Barat memiliki 10 Terminal Tipe A yaitu Terminal sumedang, Terminal Tasikmalaya, Terminal Garut, Terminal Banjar, Terminal Kuningan, Terminal Sukabumi, Terminal Karawang, Terminal Leuwipanjang, Terminal Subang, Terminal Cirebon.
Disebutkan bahwa dalam rentang waktu tahun 2014 sampai 2023, Kementerian Perhubungan telah melakukan pembangunan terminal baru di lima lokasi dan rehabilitasi/revitalisasi terminal di 75 lokasi.
Dalam peresmian dua terminal ini, turut hadir anggota Komisi V DPR RI Mulyadi, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Pj. Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Pj Walikota Banjar Ida Wahida Hidayati dan Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno.