Tertutup Atas Data Siswa Aktif, PKBM Berdalih Harus Ada Rekom Kabid

Tertutup Atas Data Siswa Aktif, PKBM Berdalih Harus Ada Rekom Kabid

Smallest Font
Largest Font

INDRAMAYU I JABARONLINE.COM – Berdasarkan sumber informasi akurat dan terpercaya,banyak Pendidikan Non Formal (PNF) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kabupaten Indramayu diduga memanipulasi data laporan peserta didik.

Tim Jabaronline.com terus investigasi satu persatu ke setiap PKBM. Salah satu diantaranya, PKBM Bani Yasin, pendidikan non formal yang berada di wilayah kecamatan Arahan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Kepala PKBM Bani Yasin, Muktar Ali Gander saat ditemui awak media, dirinya merahasiakan tentang data peserta didik naungannya. “Mohon maaf mas saya tidak bisa memberikan data kecuali ada izin dari pihak Kabid PNF, Namun intinya memang ada sekitar 500 siswa di PKBM ini,” jelas Muktar .

“Dari jumlah siswa itu, yang mendapatkan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP ) sekitar 89 siswa,” imbuhnya .

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Menanggapi apa yang disampaikan oleh Kepala PKBM, Sekertaris LSM Gempar Peduli Rakyat Indonesia perwakilan cabang setempat, TRI KARSOHADI sangat menyayangkan sikap harus meminta izin hanya sekedar data peserta didik saja. Padahal, itu sebagai pertanggung jawaban mereka. “Kalau memang dia benar tidak melakukan manipulasi, tinggal diperlihatkan saja datanya, kan beres. Semakin tertutup maka akan banyak orang yang menaruh curiga,” tegasnya.

Terlebih sikap belagu kepala bidangnya kepada wartawan, jangankan untuk bertemu langsung. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal ketika akan diminta waktu untuk konfirmasi melalui pesan seluler justru melakukan tindakan tak terpuji dengan memblokir kontak. “Dia (Kabid) harus belajar lagi etika sebagai pejabat pelayanan publik. Awak Media juga pasti faham kalau dia memiliki kesibukan. Namun, apakah tidak bisa untuk memberikan jadwal. Atau memang sudah alergi,” jelasnya .

Sikap tegasnya, akan mengawal informasi ini sampai ke tahap pengungkapan. Karena ada beberapa indikasi dimulai dari tertutupnya informasi fakta peserta didik non formal di lapangan. Kemudian sikap Masa Bodoh dari pihak dinas. “Ada apa? kan jelas harus dilakukan investigasi lebih dalam lagi, dan kami dari LSM akan mengawal ke tahap pelaporan ke Aparat Penegak Hukum,” pungkasnya.

Sementara kepala bidang Pendidikan Non Formal, Mardono beberapa kali dilakukan upaya konfirmasi namun awak media mengalami kesulitan. Lantaran, kontak awak media sengaja blokir olehnya dan dirinya juga jarang terlihat berada di kantor. (JD/TIM)

Editors Team
Daisy Floren