TIM PKM UNIVERSITAS PAKUAN BANTU WUJUDKAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL BERBASIS AI DI SMPIT RAHMANIYAH, BOGOR

TIM PKM UNIVERSITAS PAKUAN BANTU WUJUDKAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL BERBASIS AI DI SMPIT RAHMANIYAH, BOGOR

Smallest Font
Largest Font

Jabaronline.com_Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan melakukan kegiatan awal pelatihan terhadap guru SMPIT Rahmaniyah, Bogor dalam mendesaian pembelajaran multiultural berbasis Artificial Intelligence (AI).  Kegiatan PkM ini merupakan implemntasi kerja sama antara LLDIKTI wilayah IV dengan Universitas Pakuan tentang kegiatan Pengadian kepada Masyarakat. Tim dsoen yang tergabung dalam kegiatan ini, yakni Suhendra, Eka Suhardi, dan Siska Andriani. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa Universitas Pakuan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen terhadap pembelajaran karakter anak bangsa, SMPIT  Rahmaniyah menyelenggarakan pembelajaran yang aman dengan menjadi sekolah ramah anak yang tersertifikasi. SMP IT Rahmaniyah juga menjadi sekolah penggerak di tahun 2021 sampai sekarang. Dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka, SMPIT Rahmaniyah bertekad menerapkan pembelajaran multikultural yang dimodifikasi menggunakan teknologi dan Artificial Intellegence (AI).

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala SMPIT Rahmaniyah, Dr. Anindita Puspita, M.Pd. Menurutnya, “Kegiatan ini sangat membantu para guru dalam mendesain pembelajaran multikulutural. Hal ini sejalan dengan karakterstik peserta didik di sekolah tesebut yang berasal dari hamper seluruh provinsi yang ada di Indonsesia. Oleh karena itu, pembelajaran multikultural sangat relevan dengan sekolah kami.”

Lebih lanjut, Anindita menjelaskan, bahwa permasalah utama yang dihadapi saat ini, yakni pertama, belum semua guru terampil merancang desain pembelajaran multikultural yang sesuai dengan kondisi, latar belakang siswa, dan nilai-nilai sosial kultural yang melekat pada kehidupan siswa. Kedua, belum semua guru terampil memanfaatkan AI secara maksimal dalam mendesain pembelajaran multikultural. Di era revolusi industry 4.0 ini pemanfaatan TIK, khususnya AI merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pembelajaran harus mengintegrasikan AI ke dalam konten desain pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan yang berkesinambungan dalam merancang perangkat pembelajaran (modul ajar) multikultural berbasis AI. Pemanfaatan AI saat ini banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan Pk Mini sangat membantu para guru di sekolah kami.

Menurut Ketua Tim Pengabdi, Suhendra, “Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan lanjutan. Dalam  kegiatan pendahuluan, selain sosilisasi, juga difokuskan pada begaimana secara teknis merancang perangkat pembelajaran multikultural sekaligus mengintegrasikan AI di dalamnya.” Melalui kegiatan ini guru diharapkan terampil menyusun perangkat pembelajaran multikultural sesuai dengan karakteristik peserta ddidik yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari asal daerah, suku, maupun wilayah. Pada pertemuan berikutnya, kegiatan akan difokuskan pada bagaimana memilih flatform AI yang akan diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran multikultural.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Hokage Author