Tingkatkan Daya Saing, Bupati Dorong Pengembangan Budidaya Kakao

Tingkatkan Daya Saing, Bupati Dorong Pengembangan Budidaya Kakao

Smallest Font
Largest Font

KAB. BANDUNG || JABARONLINE.COM — Bupati Bandung Dadang Supriatna mendorong pengembangan budidaya coklat di Kabupaten Bandung. Ia menilai, tanaman keras tersebut dapat berpotensi pada peningkatan daya saing daerah.

“Kami sangat menyambut baik demplot di Pesantren AL-Muklis ini. Kami optimis rintisan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi tanaman coklat di Kabupaten Bandung dapat berdampak pada peningkatan daya saing daerah,” ucap bupati saat melaunching Budidaya Kakao di Yayasan Pondok Pesantren Al Mukhlis Panyaungan, Cangkuang, Senin (12/9/2022).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Selain itu, Dadang Supriatna berpendapat, program budidaya kakao bisa menjadi konservasi di Kabupaten Bandung.

“Ada sekitar 72.000 hektar lahan yang bisa menjadi tempat pertanian sekaligus lahan serapan air yang dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Bandung,”imbuhnya.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Meski bukan komoditas utama, lanjut Dadang, Kabupaten Bandung memiliki geografis, iklim dan ketersediaan lahan yang sangat cocok untuk budidaya kakao.

“Berdasarkan data dari Dinas Pertanian tahun 2021, dengan luas dua hektar Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung bisa menghasilkan kakao sebanyak 5 ton,” terang bupati yang akrab disapa Kang DS itu.

Tak hanya perkebunan, Kabupaten Bandung juga memiliki perusahaan produk olahan coklat yang cukup besar.

“Pasarnya tidak hanya lokal dan nasional, tapi juga internaisonal seperti PT. Ceres di Dayeuhkolot, PT. Garuda Food di Rancaekek, termasuk perusahaan pemasok bahan baku coklat yaitu PT. Papandayaan Cocoa Industri (PCI) Bary Calabaut,” terang Kang DS.

Melalui program budidaya itu, bupati berharap kesejahteraan para petani turut meningkatkan.

“Untuk itu, saya instruksikan kepada Dinas Pertanian untuk membuat program edukasi, sehingga masyarakat paham mengenai pengembangan kakao serta mencari lahan untuk budidaya kakao. Kami juga akan memonitor setiap enam bulan, untuk mengetahui bagaimana perkembangannya,” tuturnya.

(Dhera)

Editors Team
Daisy Floren