Trauma Bonding Dekat dengan Kehidupan Anak (KDRT), Lakukan Pendekatan Emosional

Trauma Bonding Dekat dengan Kehidupan Anak (KDRT), Lakukan Pendekatan Emosional

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM – Kasus KDRT yang terjadi pada artis belakangan ini sangat viral, membuat kata “Trauma Bonding” ikut menjadi kata yang viral dikalangan orang tua bahkan anak-anak.

Apa sebenarnya Trauma Bonding itu? untuk lebih jelas kita bahas sedikit tentang Trauma Bonding. Dikutip dari Liputan 6.com, Trauma Bonding memiliki arti keterikatan emosional yang mendalam dan berkembang dalam suatu hubungan ditandai dengan pelecehan yang bersifat emosianal, fisik, bahkan keduanya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Trauma Bonding tercipta karena adanya siklus kekerasan dan penguatan positif yang berulang-ulang.

Dalam Kesempatan ini, saya akan membahas akibat yang ditimbulkan dari kasus KDRT anak menjadi korban.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Anak adalah pribadi yang masih polos dan sangat halus, sehingga apabila melihat sesuatu yang membuat dirinya terluka akan mudah menimbulkan trauma.

Anak bisa berbahaya bila mengalami dan melihat KDRT pada orang tuanya, jika tidak diterapi akibat trauma KDRT, maka bisa berdampak pada saat kehidupan dewasa.

Anak itu sebetulnya kalau melihat saja bisa trauma, Jadi sebenarnya harus kita handle. Jika anak mengalami trauma harus ada penanganan dan jika kekerasan itu traumanya dalam, harus ditangani oleh profesional (Kompas.com).

Dampak yang terjadi dari KDRT yaitu pertama Tidak pernah tenang, kedua Trauma, ketiga Rasa Sakit, dan empat Ketakutan.

Dampak buruk pada anak yang melihat kasus KDRT biasanya akan mengalami depresi, kesedihan, kurang bisa konsentrasi dan lainnya. Anak juga akan mengalami masalah kesehatan dan yang sering terjadi, anak akan mengulangi pola kekerasan yang dilihatnya menjadi kebiasakan yang tanpa dia sadari, yaitu pola kekerasan yang sama dengan apa yang pernah dilihatnya.

KDRT bukan hal yang baik, tidak seharusnya anak melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga yang dapat mengakibatkan dampak negatif. Anak yang tinggal dalam lingkup keluarga yang mengalami KDRT, maka anak akan kehilangan role model yang ia butuhkan.

Jika anak memiliki pengalama buruk, seperti sering meliahat, mendengar, apalagi mengalami kekerasan dalam keluarga, tentu saja akan memberikan pengaruh negatif pada keamanan dan stabilitas hidupnya.

Anak adalah titipan dan sudah seharusnya kita jaga dengan baik. Yuk semangat menjadi orang tua, pendidik ataupun pengajar baik yang bisa memahami dan mengerti tentang apa yang anak butuhkan dan inginkan agar tercapai keharmonisan.

Kita bisa menunjukan rasa cinta kasih sayang, serta menawarkan dukungan dan menunjukan sikap tanggung jawab dan menghargai serta mengormati hak anak.

Penulis: Arum Patria Novianti
(Guru BK SMPN Satu Atap Cibitung)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author