Usai 2 Tahun Vakum Mapag Bulan Maulud Cimande Kini Hadir Kembali

Usai 2 Tahun Vakum Mapag Bulan Maulud Cimande Kini Hadir Kembali

Smallest Font
Largest Font

BOGOR | JABARONLINE.COM – Mapag Bulan Mulud merupakan kegiatan masyarakat untuk menyambut kedatang bulan Maulid di desa Lemah Duhur Kec. Caringin, Kab. Bogor, pada Minggu (25/09/2022).

Kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksanakan masyarakat desa Lemah duhur setiap tahun menjelang datangnya bulan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ujang Najmudin selaku kepala desa Lemah Duhur mengatakan “Kegiatan hari ini adalah kegiatan rutin desa lemah duhur yang setiap tahun dilaksanakan,” kata Ujang

Akan tetapi, Ujang juga memaparkan kegiatan Mapag Bulan Maulud di desa Lemah Duhur sempat terhenti akibat merebaknya virus Covid-19 yang memaksa kegiatan Mapag Bulan Mulud harus vakum.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Allhamdullilah tahun 2022 mapag bulan maulud dengan pagelaran pentas seni budaya cimande yang bisa dilaksanakan kembali,” ucap Ujang.

Kegiatan Mapag Bulan Mulud ini dimeriahkan oleh pagelaran seni budaya yang diikuti oleh 21 Pos Yandu, 36 RT, 7 RW, dan 3 Kepala Dusun di desa Lemah Duhur

“Kegiatan ini diikuti 21 pos yandu, kegiatan pawai dongdang dengan 36 rt 7 rw 3 kadus, berpartisipasi mengikuti pawai dongdang, kemudian pentas seni budaya, dan dilanjut malamnya tabligh akbar,” kata Ujang.

Melalui kegiatan ini, desa Lemah Duhur yang merupakan pemekaran dari desa Cimande berkomitmen untuk melestarikan budaya warisan leluhur.

“Desa lemah duhur adalah desa induk dimekarkan dengan cimande yang tidak bisa dipisahkan, kami akan mengembangkan seni bela diri dan patah tulang,” kata Ujang.

Selain Mapag Bulan Maulud, desa Lemah Duhur – Cimande juga memiliki kegiatan rutin lain yang dilaksanakan setiap bulan Maulid yang merupakan budaya warisan leluhur.

“Di maulid ini ada momen yang bersejarah yaitu pada 14 maulid ada ngabungbang yang merupakan warisan leluhur,” ucap Ujang.

Ngabungbang merupakan kegiatan wisata religi yang ramai dikunjungi oleh masyarakat yang berasal dari berbagai daerah setiap tahunnya.

“Ngabungbang event tiap tahun yang tidak pernah hilang. Ngabungbang bisa disebut sebagai wisata religi,” pungkasnya. (Refdi)

Editors Team
Daisy Floren