Uu Ruzhanul : Ponpes Punya Peran Lahirkan Generasi Unggul

Uu Ruzhanul : Ponpes Punya Peran Lahirkan Generasi Unggul

Smallest Font
Largest Font

KAB. MAJALENGKA | JABARONLINE.COM – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Jami Al Azhar di Desa Kasturi, Kabupaten Majalengka, Sabtu (15/8/20).

Dalam sambutannya, Kang Uu mengatakan bahwa masjid merupakan pusat peradaban yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat Jabar.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Kami disamping memperjuangkan juara dalam bidang lahir, juga dalam bidang batin atau keagamaan. Segala sesuatu bisa berhasil, sukses, dan juara, jika ada sarana dan prasaranannya. Masjid adalah salah satu sarana untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan dalam wujudkan Jabar Juara Lahir Batin,” kata Kang Uu.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Jami Al Azhar di Desa Kasturi, Kabupaten Majalengka.

Selain meningkatkan keimanan dan ketakwaan, Kang Uu berharap masjid menjadi tempat untuk memupuk nasionalisme dan cinta tanah air masyarakat Jabar.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Saya ingin persatuan dan kesatuan diperkuat lagi. Tingkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air,” ucapnya.

Usai meletakkan batu pertama pembangunan masjid Al Azhar, Kang Uu menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan pondok pesantren (ponpes) Daarul Falah Cipicung, Kab. Kuningan.

Kang Uu mengatakan, ponpes memiliki peran penting dalam melahirkan generasi berakhlak mulia. Maka itu, ia mengucapkan terimakasih kepada kiai yang menjadi garda terdepan dalam membentuk generasi muda yang unggul.

“Hatur nuhun kepada para kiai dan ulama yang sudah membantu pemerintah. Saya berharap pondok pesantren di Jabar terus maju dan santrinya makin banyak,” katanya.

“Para orangtua, saya himbau masukan anak-anak ke sekolah, ke pesantren. Jangan sampai anak usia 17 tahun tidak melakukan aktivitas belajar mengajar,” imbuhnya.

Red

Editors Team
Daisy Floren