Waduh! Siswa kelas V SDN Kota Bogor diculik

Waduh! Siswa kelas V SDN Kota Bogor diculik

Smallest Font
Largest Font
Kadisdik bersama Korban penculikan.

Bogor – Waduh, GFR siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tajur 2 Kota Bogor diculik. Modusnya, korban diculik dengan cara dihipnotis.

Selasa, (6/8/2019) pagi, sekitar pukul 10.00 WIB anak-anak SDN Tajur 2 Kecamatan Bogor Timur sedang istirahat, kemudian terjadi penculikan anak dengan cara menghipnotis. Berdasarkan aduan Korban GFR saat ditemui bersama orangtuanya, mengatakan dirinya dihipnotis dengan tepuk pundak saat jajan di depan sekolah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sehingga, tidak sadarkan diri dan mau diajak pergi oleh pelaku dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian, pelaku kehabisan bensin dan isi bensin tidak jauh dari lokasi penculikan. Maka korban yang saat itu mulai sadar segera gunakan kesempatan untuk melarikan diri ke wilayah pemukiman warga.

Setelah itu, langsung diamankan salah satu pemuda warga yang merupakan warga setempat, dan pemuda tadi segera mengantarkan korban ke Gereja Zebaoth Kota Bogor mengikuti keinginan korban.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Pihak gereja segera mengenali korban dan langsung menghubungi orang tua korban. Tidak menunggu lama kedua orang tuanya dan kepala sekolah beserta guru korban didampingi dari jajaran Kepolisian Resort Bogor Kota sudah tiba di lokasi Gereja Zebaoth sekitar pukul 11.00 WIB.

Tidak lama, Kadisdik Kota Bogor H.Fahrudin tiba dilokasi untuk mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut. Atas kejadian tersebut Kadisdik kembali ingatkan dan instruksikan sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bogor agar senantiasa waspada.

Dirinya menghimbau, agar ketertiban sekolah dengan tidak membiarkan para penjemput lalu lalang keluar masuk halaman sekolah.

“Bila perlu tutup pagar selama KBM berlangsung dan para orang tua maupun penjemput agar dapat bekerja sama untuk tidak menunggu putra putrinya didalam halaman sekolah yang menyebabkan lingkup sekolah tidak tertib, tidak kondusif dan rawan disusupi orang-orang yang berniat jahat, selain itu juga memudahkan guru dalam pantau peserta didiknya selama KBM berlangsung,” pungkasnya.

(Oly)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author