Wakil Ketua Umum II ADRI Angkat Suara Soal Isu KKN Mahasiswa di Desa-desa

Wakil Ketua Umum II ADRI Angkat Suara Soal Isu KKN Mahasiswa di Desa-desa

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM – Beredar berita tak sedap terkait kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa beberapa waktu terakhir. Berita yang berkembang di media, menyebutkan aksi mahasiswa dinilai tidak hormat dan tidak pantas saat melakukan KKN di masyarakat.

Menanggapi isu tersebut, Wakil Ketua Umum II ADRI (Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia), Prof. Eri Sarimanah mengatakan terdapat beberapa poin penting yang harus diketahui dalam melakukan kegiatan KKN.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Menurutnya, KKN tematik atau KKN harus tahu terlebih dahulu tujuannya, hakikatnya untuk apa program ini diselenggarakan. Apapun itu jika kembali ke tujuan, semua akan menyadari dengan sepenuh hati.

“Kiranya tidak perlu lagi kejadian-kejadian yang kurang baik muncul. Itu salah satu stuktur dari program perkuliahan,” katanya saat ditemui wartawan, Rabu, 5 Juli 2023.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Prof. Eri menjelaskan, dengan bergulirnya MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka), itu sangat mendukung untuk implementasi MKBM, sebab tujuan program tersebut untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi di tengah masyarakat.

“Dari KKN ini bertujuan untuk melatih soft skill, bagaimana membangun kemitraan, kerja sama antar tim dengan lintas ilmu berpadu dalam satu kelompok, di situ akan muncul jiwa leadership,” jelasnya.

Wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III, Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan di Universitas Pakuan (Unpak) ini mengungkapkan, dengan program KKN, Mahasiswa akan mencoba untuk mengaplikasikan keilmuaannya untuk memecah permasalahan di masyarakat desa. Kemudian, mahasiswa juga dapat membantu untuk pembangunan wilayah-wilayah desa.

“Saya kira komitmen pertama harus dimiliki oleh mahasiswa, apa yang harus kita lakukan dengan potensi kita, bagaimana potensi desa, karena KKN itu bukan di tempat yang nyaman-nyaman. Justru kita datang ke desa untuk membantu wilayah yang memerlukan uluran tangan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial,” ungkapnya.

Dengan adanya aksi-aksi yang kurang pantas saat melakukan KKN, Prof Eri mengingatkan agar mahasiswa di perguruan tinggi kembali lagi pada komitmen dan kesadaran diri.

“Nah di situ adalah bagaimana membangun kebersamaan, bagaimana hal-hal yang menodai kebersamaan itu, nilai-nilai karakter positif yang harus dibangun sehingga menunjukan citra positif. Itu yang harus dikuatkan, dikukuhkan,” ujarnya.

Prof. Eri melanjutkan, kebetulan di Universitas Pakuan, KKN sudah berjalan sejak lama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), hasilnya sudah sangat positif dan kerap mendapatkan beragam apresisasi dari pemerintah.

Guna menyelenggarakan KKN di Unpak, para mahasiswa diberikan pendampingan terlebih dulu, diberi pelatihan untuk membuat program kerja, dibekali beragam keterampilan, dan survei lokasi daerah guna mengetahui potensi desa yang ada.

“Mahasiswa diminta untuk memperkuat karakter guna menjaga nama baik diri dan lembaga. Kami tidak pernah mendengar kabar kurang baik terkait mahasiswa Unpak, karena pembekalan yang diberikan untuk menghasilkan dampak positif bagi mahasiswa, masyarakat dan nama baik lembaga,” lanjutnya.

Bahkan dengan program KKN yang dilakukan mahasiswa Unpak, telah mendapat sejumlah nilai positif di masyarakat, dan mampu mengangkat potensi-potensi yang ada di masyarakat.

Prof. Eri berpesan, selalu ingat bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap tidak hanya didapatkan di bangku kuliah. Namun, semua bisa menimba dari mana pun hal-hal positif. Dengan pembekalan seperti itu, semua bisa menghadapi beragam permasalahan di masyarakat. “Ketika permasalahan muncul kita bisa menghadapainya,” ucapnya.

Kemudian, Prof. Eri menambahkan, bagi masyarakat jangan alergi ketika ada mahasiswa. Dirinya meminta agar mahasiswa dapat diterima dengan baik.

“Sebab di situ banyak kontribusi dari mahasiswa untuk mengatasi permasalahan dan memberikan masukan guna mengangkat potensi yang ada di masyarakat dengan keilmuan yang dimiliki oleh para mahasiswa,” kata Prof. Eri menambahkan.***

Editors Team
Daisy Floren