Warga Cimanggu Bogor Kesulitan Air Bersih
Kota Bogor-Warga di wilayah Cimanggu Kota Bogor kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari, warga tersebut mengaku pasokan air sering mati.
Terkait pasokan air, Reza Herwanda pria yang tinggal di daerah tersebut mengatakan, “luar biasa, sepanjang tahun, setiap bulan, minggu dan hari, air PDAM mati di pagi jam 5.45 nyala-nyala jam 10 atau 11 siang.. sore mati lagi jam 15.30 nyala lagi jam 8 atau 9 malem,” katanya kepada wartawan, Minggu (17/02/2019).
Menurutnya warga kesulitan air puncaknya minggu-minggu ini, “air mati dari jam 6.30 pagi dan kembali nyala jam 21.15 malem. Coba lu kira-kira gimana rasanya, mau BAB, cuci baju dan piring, bahkan wudhu atau untuk industri kecil yang usahanya butuh air, udah sangat-sangat parah,”ungkapnya.
Dirinya telah melaporkan melalui call center PDAM Tirta Pakuan, nomer whatsapp (WA), dan sudah tidak terhitung. “Tapi jawabannya standar, selalu dijawab dengan kata-kata, baik akan kami sampaikan ke bagian terkait,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Irma warga Cimanggu Pahlawan RT 03/07, Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, “kebetulan mas…kita udah komplain ribuan kali dari taun lalu. Bulan lalu sempet tempat kita digali ganti pipa yang katanya aga besar..tapi malah lebih parah…ga ada air sama sekali,” keluhnya.
Dirinya menuturkan ketika ditanya lagi oleh ketua RW, kenapa air belum di supply? “alesan nya tendor atau apalah,” tutunya.
“Kalau air mati total itu emang dari kemarin, tapi di tempat kita itu air sering mati dan kaya dijatah semenjak ada galian di sepanjang jalan cimanggu dan dibikin penampungan yg di Merdeka. Alih-alih itu buat warga tapi yang ada kita ga pernah kebagian air,” tegasnya.
Sementara ketika dikonfirmasi Humas PDAM Tirta Pakuan Bogor Iman Saffir Rahman mengatakan Level Reservoir Merdeka sedang rendah. Beberapa hari terakhir hujan deras di daerah hulu, menyebabkan tingkat kekeruhan air baku meningkat.
“Karena kadar kekeruhan di atas batas normal, sistem pengolahan IPA Dekeng harus menguras filter lebih banyak, karena lumpur meningkat di bak sedimentasi.”
“Akibatnya debit air bersih berkurang ke reservoir Pajajaran dan Merdeka berkurang. Makanya ada gangguan di wilayah cimanggu,” paparnya.
(ON)