Warga Desa Mekarwangi Cariu Idap Kanker Nasofaring Stadium 4B, Butuh Bantuan Untuk Biaya Pengobatan
BOGOR | JABARONLINE.COM – Siti Sopiah (28), warga Desa mekarwangi Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, mengidap kanker Nasofaring Stadium 4B, butuh uluran tangan dari para dermawan dalam penyembuhan.
Dilansir dari Wikipedia, Kanker Nasofaring banyak dijumpai pada orang-orang ras mongoloid, yaitu penduduk Cina bagian selatan, Hong Kong, Thailand, Malaysia, Korea, dan Indonesia juga di daerah India. Ras kulit putih jarang ditemui terkena kanker jenis ini. Selain itu kanker nasofaring juga merupakan jenis kanker yang diturunkan secara genetik.
Baca Juga : Yayasan Pendidikan Rahmany Adakan Rahmany Leader Forum Bagi Pimpinan Yayasan
Kanker Nasofaring adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Penyebab kanker nasofaring belum diketahui dengan pasti. Kanker nasofaring juga dikaitkan dengan adanya virus epstein bar.
Penyakit yang diidap Siti Sopiah termasuk penyakit langka, dan biasanya hanya menyerang laki-laki dan memiliki risiko tinggi.
“Gejala awal terdapat benjolan di leher, lalu saya bawa ke bidan desa untuk berobat. Disana istri saya disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit pada Agustus 2018 lalu. Pada waktu itu, ukurannya masih sebesar biji kelengkeng,” kata Suryana.
“Pertengahan Agustus 2018 mulai masuk ke RSUD, disana saya konsultasi dengan dokter Penyakit dalam, kata dokter penyakit dalam kemungkinan Tumor tapi belum tau ganas atau jinaknya katanya. Lalu di rujuk ke Poli Bedah, kata dokter poli bedah katanya ini harus dilakukan beberapa proses salah satunya Biopsi dan Scan Rotgen.
Sementara menunggu Biopsi dan Scan kita rujuk ke Poli Gigi, dan di Poli Gigi tidak terjadi masalah apa-apa, dari Poli Gigi dirujuk kembali ke Poli THT, kata dokter Poli THT, ini harus ke Poli Bedah, dan balik lagi ke Bedah, tapi saya kerjakan dengan harapan bisa sembuh,” harapnya.
“Setelah beres di RSUD Mulai dikasih obat kira-kira sekitar 1 tahunan. Habis dari RSUD mulai mencari jalan alternatif lain ke Klinik Graha Medika Loji, kira-kira sekitar 6 bulanan dikasih obat dan gak ada perubahan untuk penyakitnya. Kata dokter di loji, ini harus cepat-cepat di Biopsi katanya. Lalu saya pergi lagi ke RSUD ke Poli Bedah, dari situ mulai ditanya-tanya tapi dengan dokter yang lain,” terangnya.
“Setelah beberapa pemeriksaan akhirnya di Biopsi, diperkirakan awal bulan januari 2020 oleh dokter bedah dan hasilnya Karsinoma Maligma (Kanker Getah Bening), untuk stadiumnya belum jelas karena ada pemeriksaan lanjut. Lalu di Rujuk oleh dokter Bedah ke RS Kanker Dharmais Jakarta.
Pada pertengahan bulan Februari 2020 mulai berangkat ke RS Kanker Dharmais Jakarta, disana di Rujuk Ke Poli Bedah Onkologi, dibedah Onkologi ternyata salah poli, harusnya ke poli THT-KL, dan diharuskan membuat perjanjian, dikarenakan ada Pandemic Covid-19.
Pengobatan ke RS Kanker Dharmais di stop karena masalah PSBB dan Pembatasan di RS nya. Setelah itu mulai berobat lagi ke RSUD, dikarenakan belum bisa ke RS Kanker Darmais. Ada beberapa pengobatan dan akhirnya dirawat karena rasa nyeri hebat semakin meningkat,” jelasnya.
Masih kata Suryana, sekitar 3 bulanan di RSUD, pada bulan April mulai kembali ke RS Kanker Dharmais, disana di Poli THT-KL mulai ada titik terang tentang penyakitnya antara Kanker Hidung atau Kanker Getah Bening. Setelah melalui beberapa proses Biopsi, sekitar 5 kali Biopsi dan melalui beberapa proses. Sekitar 7 bulan kemudian, baru ada hasil sekitar bulan Oktober 2020 dengan diagnosa Kanker Nasofaring Stadium 4B.
Menurut dokter kenapa sampai lama proses pencarian hasilnya, karena penyakit yang di idap siti sopiah terbilang sangat langka, dan yang paling utama induk kankernya berpindah pindah. Maka itu proses pencarian diagnosanya memakan waktu lama. Setelah itu diberi obat dan mulai diperiksa lebih lanjut, setelah diperiksa dan discan ini dan itu ternyata hasil Kankernya sudah metastasis ke Tulang, Otak dan Saraf. Dan yang paling parah sekarang sudah metastasis ke seluruh tulang dibadan. Untuk pengobatannya semakin sulit, dikarenakan ada beberapa hal yang harus ditelusuri.
Untuk sementara jalur pengobatan saat ini, kemungkinan di Nuklir Samarium, karena untuk dikemoterapi tidak bisa dilakukan karena penyebaran kanker ke tulang semakin meningkat dan bisa mengakibatkan tulang belakang patah, bila tetap dipaksakan kemoterapi dan bisa menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian kata dokternya.
“Kondisi hari ini untuk bernafas saja melalui selang dari hidung, makan lewat selang masuk tenggorokan, kondisi vita suara sudah dipotong,” ungkapnya.
“Untuk para Dermawan saya berharap agar dapat membantu kami dalam bentuk apa pun kami terima, baik materi atau sembako, harapnya.
Untuk bantuan dana bisa transfer lewat Bank BRI 4795-01-026441-53-2 a/n Muhamad Suryana Lesmana.
Reporter : Atx
Editor : Atx