Warga Masyarakat Bulak Laksanakan Festival Ogoh Ogoh Untuk Ramaikan Haul Buyut Banjar.

Warga Masyarakat Bulak Laksanakan Festival Ogoh Ogoh Untuk Ramaikan Haul Buyut Banjar.

Smallest Font
Largest Font

INDRAMAYU | JABARONLINE.COM – Ribuan warga padati jalan raya bulak-jatibarang untuk menyemarakan karnaval budaya ogoh ogoh dalam rangka Haul Buyut Banjar Desa Bulak Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu Jawabarat Minggu 02 Oktober 2022.

Festival ogoh-ogoh yang setiap tahunnya rutin dilaksanakan masyarakat Desa Bulak dan Desa Desa Bulak Lor itu tak pernah sepi. Bahkan warga dari desa-desa tetangga turut hadir menyaksikan kemeriahan acara tersebut
rangkaian panjang peserta karnaval dilepas panitia unjungan buyut banjar.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Hal Ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat desa karena dalam penyelenggaraannya mengandung nilai-nilai luhur kegotong-royongan serta kebersamaan yang patut dilestarikan,” ungkap Kuwu Bulak yang akrab disapa Akong.

Berbagai replika hewan, tokoh-tokoh cerita fiksi, hingga kendaraan hias, dan berbagai kreasi lainnya turut diarak keliling desa. Bahkan antriannya mengular hingga tiga kilometer lebih.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Iring-iringan karnaval ini,mengawali langkah dari komplek situs Buyut Banjar menyusuri jalan Raya Sleman hingga melintasi Desa Bulak Lor langsung ke Pasar Jatibarang lalu memutar arah menuju lokasi semula.

“Dengan diiringi musik dan seni tradisional, peserta karnaval budaya itu pun berjalan kaki sejauh lebih dari 8 kilometer. “Ini menjadi potensi wisata yang memang setiap tahunnya tidak hanya dihadiri oleh warga lokal saja namun juga dari beberapa wilayah lain,” sebutnya.

Sebulan sebelum digelarnya festival ogoh-ogoh ini,warga dari masing-masing kelompok masyarakat telah melakukan sejumlah persiapan. Mulai dari pembuatan kerangka replika yang akan diarak, kostum pengawal, dan berbagai kelengkapan lainnya yang diperlukan sepanjang pelaksanaan karnaval.

Warga pun berbaur antara yang muda dan kaum sesepuh untuk bekerjasama melakukan persiapan hingga pada hari pelaksanaan. Sementara kaum hawa, melakukan berbagai persiapan di dapur untuk memasak berbagai menu khas desa yang akan dinikmati dalam puncak festival.

Seusai melakukan karnaval, warga pun bersama-sama menikmati hidangan yang telah dipersiapkan dengan bertukar menu masakan.tak kurang dari seribu tumpeng tersaji dan siap untuk dinikmati bersama. Kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat desa inilah yang mampu menyatukan warga meski berbeda latar belakang.

Bahkan warga yang merantau pun berkenan mudik untuk bersama-sama dengan warga lainnya mengikuti pesta rakyat desa di hari yang sudah ditentukan sesepuh desa.

“Nilai-nilai kegotong-royongan ini patut pula diimplementasikan dalam kehidupan, terutama dalam mensukseskan berbagai program pembangunan,” harapnya

( JUNEDI RYP )

Editors Team
Daisy Floren