Warga Terdampak Korban Bencana Longsor dan Banjir Bandang 2020 Lalu Berharap Ini Dari Pemerintahan Daerah!

Warga Terdampak Korban Bencana Longsor dan Banjir Bandang 2020 Lalu Berharap Ini Dari Pemerintahan Daerah!

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM - Warga Kabupaten Bogor yang merupakan korban terdampak banjir bandang tahun 2020 kini tengah menghadapi masalah serius terkait Prasarana Sarana Utilitas Umum (PSU), termasuk Tembok Penahan Tebing (TPT), Penerangan Jalan Umum (PJU), dan terutama. Sarana air bersih yang kian langka.

Hilda (27), yang memiliki anak balita salah satu warga setempat yang merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ia mengungkapkan kondisi yang memprihatinkan ini. Pada Jum'at (23/08/2024). 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ia bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang terutama mengenai warga yang tinggal di Hunian Tetap (Huntap) dan harus berjuang untuk mendapatkan air bersih.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

“Caina aya anu kabagian aya anu hante mun waktu subuh-subuh sok antre,” ungkap Hilda (27) dalam bahasa Sunda, yang berarti (Airnya ada yang kebagian, ada yang tidak. Kalau waktu subuh-subuh, suka antre). 

Potret Kesulitan Air Bersih di Waktu Subuh Hari

Menurut Hilda (27), kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, dan pemandangan warga yang harus antre ini sejak subuh menjadi hal biasa. 

Mirisnya, pemandangan ini sering kali melibatkan anak-anak kecil yang ikut terjaga di pagi buta untuk membantu orang tua mereka mencari air. "Komo sok karunya ningali anu sok ngais anak letik, subuh-subuh," tambahnya, yang berarti "Apalagi kasihan melihat anak-anak kecil yang ikut mencari air di subuh-subuh," terangnya.

Krisis air bersih di Kampung Gunung Dahu Desa Bantarkaret ini menambah panjang deretan masalah infrastruktur di wilayah tersebut. Warga berharap ada perhatian lebih dari Pemerintah Daerah untuk memperbaiki sarana prasarana yang ada. Terutama pasokan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh penduduk Huntap setempat.

Harapan Akan Perbaikan Bagi Warga Penerima Huntap

Warga Kampung Gunung Dahu kini menantikan langkah kongkrit dari pihak berwenang untuk memperbaiki kondisi ini. Mereka berharap, dengan adanya peningkatan fasilitas seperti Tembok Penahan Tebing (TPT) yang lebih baik dan sistem distribusi air yang lebih merata. Ya kehidupan di kampung mereka bisa menjadi lebih layak.

Pasalnya Prasarana Sarana Utilitas Umum (PSU), Tembok Penahan Tebing (TPT), Penerangan Jalan Umum (PJU), dan Sarana air bersih masih. Ini pun bukan hanya di alami penerima Huntap di Kampung Gunung Dahu Desa Bantarkaret saja. 

Sebagi mana diketahui, yang saat ini masih bergulirnya pembangunan Huntap yakni. Di beberapa wilayah sebagai korban bencana alam 

Di Kecamatan Sukajaya yaitu. Desa Sukajaya, Desa Urug, Desa Kiarapandak, Desa Sukamulih, Desa Sukajaya, Desa Cisarua, Desa Cileksa, Desa Harkatjaya, Desa Sipayung. Desa Pasirmadang.

Selanjutnya di Kecamatan Cigudeg yaitu. Desa Sukaraksa, Desa Cigudeg.

Kemudian di Kecamatan Nanggung yakni, Desa Malasari, Desa Bantarkaret, Desa Nanggung, Desa Curugbitung, Desa Pangkaljaya, Desa Cisarua. Dan di Desa Purwasari Kecamatan Leuwiliang.

Kisah Hilda (27) dan warga lainnya adalah cerminan dari betapa vitalnya Prasarana Sarana Utilitas Umum (PSU) dalam kehidupan sehari-hari, dan betapa pentingnya perhatian serta tindakan dari Pemerintah Daerah untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar seperti air bersih dapat terpenuhi. Sehingga tidak ada lagi warga yang harus berjuang di subuh hari hanya untuk mendapatkan setetes air bersih.***

Editors Team
Daisy Floren