JABARONLINE.COM - Banjir bandang yang melanda Kecamatan Cisolok dan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025), masih menyisakan tanda tanya besar. Air bah yang datang tiba-tiba pada sore hari itu menghantam ratusan rumah dan meninggalkan jejak kerusakan berat di sepanjang aliran Sungai Cisolok.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, sedikitnya 902 kepala keluarga atau sekitar 2.798 warga terdampak bencana tersebut. Dari total itu, 47 unit rumah warga rusak dengan rincian 27 rusak berat, satu rusak sedang, dan 21 rusak ringan.
Fasilitas umum pun tak luput dari sapuan banjir, termasuk SDN Cikahuripan, kantor desa setempat, serta satu masjid di Kampung Tugu. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat selama lima hari ke depan. Sementara warga masih bergotong royong membersihkan lumpur tebal yang menutupi rumah dan jalan desa.
Namun di balik upaya pemulihan itu, muncul sorotan tajam soal dugaan penyebab utama banjir. Bupati Sukabumi, Asep Japar, secara terbuka menuding aktivitas tambang tanpa izin di wilayah hulu Sungai Cisolok sebagai salah satu faktor pemicu bencana.
“Iya, salah satunya karena banyak tambang liar. Kami tidak akan tinggal diam. Penambang tanpa izin akan ditindak tegas bersama aparat kepolisian,” tegas Asep Japar dalam pernyataannya yang kini ramai beredar di media sosial.
.png)
.png)
.png)
