Cikahuripan, Sukabumi — 11 November 2025 Di bantaran sungai yang baru saja meluap, di antara batu-batu bronjong yang kini mulai tersusun, Kepala Desa Cikahuripan, Kang Midun, berdiri dengan mata yang tak lagi hanya melihat kerusakan, tapi juga harapan. Ia bukan hanya pemimpin administratif, tapi juga penjaga semangat, penguat hati, dan pelayan warga yang tak kenal lelah.

Dalam momen yang tak dirancang, saat warga sibuk kerja bakti dan tim teknis mulai memasang bronjong, Kang Midun mengungkapkan kekuatan yang membuatnya tetap berdiri tegak di tengah bencana.

“Saya kuat, saya tabah, saya tegar… karena ada istri yang setia dampingi saya,” ucapnya lirih, namun penuh makna.

Di sampingnya, sang istri tak hanya hadir sebagai pendamping, tapi juga sebagai saksi perjuangan. Ia ikut menyapu lumpur, membagikan nasi bungkus, dan menyemangati warga yang kelelahan. Di mata Kang Midun, kekuatan bukan berasal dari jabatan, tapi dari cinta yang setia dan kebersamaan yang nyata.

“Begitu pun di samping saya ada warga, ada orang-orang baik yang terus kita berjuang bangkit bersama dalam bencana ini,” lanjutnya.

Iklan Setalah Paragraf ke 5

Kerja bakti yang digelar sejak awal November bukan sekadar rutinitas pasca banjir. Ia telah menjelma menjadi ritual kebangkitan. Di sana, warga tak hanya membersihkan saluran air, tapi juga membersihkan luka batin. Mereka makan bersama di atas kertas nasi, saling menguatkan, dan saling melayani.