JABARONLINE.COM Inovasi bahan bakar berbasis jerami yang dikembangkan Bobibos disebut telah siap diproduksi secara massal. Namun, belum adanya regulasi terkait biohidrokarbon di Indonesia membuat realisasi produksi di dalam negeri belum dapat dilakukan.
Hal tersebut disampaikan Mulyadi, pembina Bobibos, saat ditemui di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia mengatakan, dari sisi teknis, proses produksi telah siap, mulai dari ketersediaan bahan baku hingga mesin produksi.
“Secara teknis kami siap. Namun untuk produksi di Indonesia masih terkendala aturan, karena biohidrokarbon dari jerami belum memiliki payung regulasi,” ujar Mulyadi.
Mulyadi menjelaskan, Bobibos telah menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah Timor-Leste untuk pengembangan dan produksi tahap awal. Dalam kerja sama tersebut, pihak Timor-Leste menyiapkan fasilitas berupa gudang, pabrik, serta lahan dengan total luas sekitar 25.000 hektare, dengan tahap awal sekitar 5.700 hektare.
“Kapasitas produksi masih dibahas bersama, karena berkaitan dengan bahan baku, mesin, serta fasilitas produksi yang disiapkan di Timor-Leste,” jelasnya.
Ia menargetkan produksi awal dapat dimulai pada Januari hingga Februari 2026, dengan peluncuran perdana yang difasilitasi pemerintah Timor-Leste.
.png)
.png)
.png)
