JABARONLINE.COM - Musim pembagian rapor adalah momen krusial yang ditunggu sekaligus menegangkan bagi siswa, orang tua, dan guru. Di tengah deretan angka dan nilai akademis yang mencerminkan capaian kognitif, terdapat satu bagian yang seringkali menjadi penentu suasana hati Catatan Wali Kelas. Bagian ini, yang terkadang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat, memegang esensi penilaian holistik yang kini ditekankan dalam Kurikulum Merdeka.
Catatan Wali Kelas bukan sekadar formalitas penutup, melainkan cerminan pengamatan mendalam guru terhadap perkembangan karakter, sikap, dan potensi non-akademis siswa selama satu semester. Profesionalisme seorang wali kelas diuji dalam merangkai kata-kata yang singkat, padat, namun memiliki makna mendalam, mampu memotivasi tanpa menggurui, serta mengapresiasi tanpa melebih-lebihkan.
Sebanyak 50 contoh catatan yang efektif dan bermakna ini menjadi panduan penting, menunjukkan pergeseran fokus pendidikan dari sekadar nilai menjadi pembentukan manusia seutuhnya.
Konteks Pedagogis dan Mandat Kurikulum Merdeka
Pendidikan Indonesia saat ini berada dalam fase transisi menuju penekanan yang lebih kuat pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, rapor tidak lagi didominasi oleh skor ujian semata, melainkan wajib mencakup penilaian dimensi profil pelajar Pancasila. Di sinilah peran Catatan Wali Kelas menjadi sangat vital.
Catatan tersebut berfungsi sebagai narasi kualitatif yang menjembatani data kuantitatif (nilai) dengan realitas perkembangan siswa di kelas. Menurut Dr. Satria Nugroho, seorang pakar pedagogi dari Universitas Pendidikan Nasional, catatan yang baik harus memenuhi tiga fungsi utama: apresiasi, refleksi, dan harapan.
.png)
.png)
.png)
