Hari Buku Dunia 2022, “Mensinergiskan Budaya Baca Dengan Daya Baca Publik Baca”

Hari Buku Dunia 2022, “Mensinergiskan Budaya Baca Dengan Daya Baca Publik Baca”

Smallest Font
Largest Font

BANDUNG | JABARONLINE.COM – Hampir semua sepakat bahwa Budaya baca diartikan sebagai suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Sedangkan daya baca lebih erat dengan kemampuan membaca dan kekuatan membaca terhadap apa yang dibacanya.

Misalnya mereka yang hanya tertarik membaca judul beritanya saja, bisa diartikan memiliki budaya baca. Namun belum tentu memiliki daya baca, karena mereka yang memiliki daya baca terbiasa membaca utuh isi beritanya dan menyimpulkan makna yang ada untuk dijadikan bahan berpikir memprediksi apa yang ada dibelakangnya dan pengaruh kedepan atau jangka panjangnya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Mereka yang sering membaca pesan dari media komunikasi social (Washapp, Tiktok, Instagram dan lainnya) bisa diartikan sudah memiliki diantara unsur budaya baca (kebiasaan membaca). Namun mereka belum tentu termasuk orang yang memiliki daya baca, karena mereka tidak terbiasa membaca buku dan media online berita yang resmi menjadi bahan referensinya. Maka jelas berbeda antara makna budaya baca dengan daya baca yang ada di publik baca.

Melihat kondisi pada masa pra Kemerdekaan, memang banyak manusia yang buta huruf karena keterbatasan akses belajar atau kurangnya minat untuk belajar. Namun, setelah lama merdeka, dengan berbagai langkah dan gerakan literasi yang diprogramkan pemerintah dan dikembangkan masyarakat, maka budaya membaca kian meluas disetiap generasi.

Advertisement
Konten berbayar di bawah ini adalah iklan platform MGID. JABARONLINE.COM tidak terkait dengan pembuatan konten ini.
Scroll To Continue with Content

Akan tetapi, tumbuhnya budaya membaca, tidak cukup untuk membangun dan mempercepat kemajuan bangsa. Maka, perlu adanya perubahan ‘budaya membaca’ yang ada di masyarakat, menjadi ‘daya baca’. Lalu pertanyaannya, apa perbedaan dari keduanya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘Budaya’, merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar untuk diubah. Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa.

Sedangkan ‘Baca’ atau membaca, diartikan kemampuan untuk memperoleh infomasi, ilmu, untuk membangun keterampian. Baik membaca dengan melihat buku, mendengarkan ceramah dengan telinga, atau membaca perasaan dengan hati. Dengan tujuan memperoleh apa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Kalau dicermati, budaya membaca berbeda dengan daya baca, karena daya baca sangat erat dengan keterampilan menangkap makna yang tersaji dalam paragraf. Seperti kecepatan mengemas, menyimpulkan, menganalogikan, memahami atau mempraktikan tautan makna antarteks, antarteks dengan grafik, antarteks dan simbol, serta relasi makna antargrafik. Dengan modal perbendaharaan kata dari sang pembaca.

Akhirnya muncul beberapa pertanyaan terkait dengan membaca. Seperti, “Orang suka membaca, tapi belum tentu mudah paham tentang apa yang dibacanya?”
“Orang ingin membaca, tapi karena tulisannya berbahasa asing, dia tidak jadi membacanya?”
“Orang suka membaca pesan singkat washaap, tapi mengapa dia tak kuat membaca karya tulis ilmiah?”
“Orang suka membaca, tapi mengapa ia tidak pandai bercerita tentang isi buku yang dibacanya?”
“Orang banyak yang membaca secara asal-asalan karena kebiasaan, bukan karena kebutuhan dan haus akan ilmu pengetahuan?”

Pertanyaan di atas merupakan sekelumit modal renungan dan perubahan momen metamorfosis dari ‘Budaya baca’ ke ‘Daya baca’. Karena kualitas selalu menjadi target setelah kuantitas.

Selamat Hari Buku Dunia 2022 yang rutin diperingati pada tanggal 23 April setiap tahunnya. “Mari kita tumbuhkan budaya baca, sekaligus kuatkan daya baca, untuk menumbuhkan potensi diri dan mengangkat derajat bangsa. Karena sejarah mencatat bahwa, mereka yang menjunjung tinggi ilmu, mereka akan dimuliakan oleh ilmunya.

Penulis: (Dwi Arifin, Sekertaris Forum Wartawan Pendidikan Jabar, Jurnalis Media Cetak dan Online, & Duta Baca Dispusipda Jabar)

Editors Team
Daisy Floren